6
permainan tradisional yang mulai di tinggalkan
Untuk post kali ini saya akan
membawa pembaca untuk sedikit bernostalgia dengan permainan yang mungkin pernah
pembaca mainkan dimasa kecil. Permainan tradisional semakin berkurang daya
tariknya di kalangan anak-anak di zaman sekarang yaitu di zaman modern. Permainan
tradisional masih di lestarikan oleh anak-anak di desa desa yang masih kuat rasa
kebersamaannya. Karna permainan tradisional biasanya permainan yang membutuhkan
2 oeang atau lebih untuk memainkannya yang memiliki rasa kebersamaan yang
tinggi.
Berikut 6 permainan tradisional
yang mulai di tinggalkan:
1. BENTENG
Permainan
ini dimainkan oleh dua kelompok, masing–masing kelompok terdiri dari 4 sampai 8
orang. Kedua kelompok kemudian akan memilih suatu tempat sebagai markas,
biasanya sebuah tiang, batu atau pilar yang disebut sebagai “benteng”.Tujuan
utama permainan ini adalah untuk menyerang dan mengambil alih “benteng” lawan
dengan menyentuh tiang atau pilar yang telah dipilih oleh lawan dan meneriakkan
kata benteng.Kemenangan juga bisa diraih dengan “menawan” seluruh anggota lawan
dengan menyentuh tubuh mereka. Untuk menentukan siapa yang berhak menjadi
“penawan”, ditentukan dari siapa yang paling akhir menyentuh “benteng” mereka.
2. KELERENG
Sejak abad ke-12, di Prancis, kelereng disebut dengan bille, artinya bola kecil. Lain halnya di Belanda, kelereng dikenal dengan nama knikkers. Di Inggris ada istilah marbles untuk menyebut kelereng. Marbles sendiri digunakan untuk menyebut kelereng terbuat dari marmer yang didatangkan dari Jerman.
3. GALASIN
Galah Asin atau di daerah lain disebut Galasin atau Gobak Sodor adalah sejenis permainan daerah dari Indonesia. Permainan ini adalah sebuah permainan grup yang terdiri dari dua grup, di mana masing-masing tim terdiri dari 3–5 orang. Inti permainannya adalah menghadang lawan agar tidak bisa lolos melewati garis ke baris terakhir secara bolak-balik, dan untuk meraih kemenangan seluruh anggota grup harus secara lengkap melakukan proses bolak-balik dalam area lapangan yang telah ditentukan. Permainan ini biasanya dimainkan di lapangan bulu tangkis dengan acuan garis-garis yang ada atau bisa juga dengan menggunakan lapangan segi empat dengan ukuran 9 x 4 m yang dibagi menjadi 6 bagian.
Garis batas dari setiap bagian biasanya diberi tanda dengan kapur. Anggota grup yang mendapat giliran untuk menjaga lapangan ini terbagi dua, yaitu anggota grup yang menjaga garis batas horisontal dan garis batas vertikal. Bagi anggota grup yang mendapatkan tugas untuk menjaga garis batas horisontal, maka mereka akan berusaha untuk menghalangi lawan mereka yang juga berusaha untuk melewati garis batas yang sudah ditentukan sebagai garis batas bebas. Bagi anggota grup yang mendapatkan tugas untuk menjaga garis batas vertikal (umumnya hanya satu orang), maka orang ini mempunyai akses untuk keseluruhan garis batas vertikal yang terletak di tengah lapangan. Permainan ini sangat mengasyikkan sekaligus sangat sulit karena setiap orang harus selalu berjaga dan berlari secepat mungkin jika diperlukan untuk meraih kemenangan.
4. KASTI
Kasti atau Gebokan merupakan sejenis olahraga bola seperti halnya olahraga softball atau baseball. Permainan yang dilakukan 2 kelompok ini menggunakan bola tenis sebagai alat untuk menembak lawan dan tumpukan batu untuk disusun. Siapapun yang berhasil menumpuk batu tersebut dengan cepat tanpa terkena pukulan bola adalah kelompok yang memenangkan permainan. Pada awal permainan, ditentukan dahulu kelompok mana yang akan menjadi penjaga awal dan kelompok yang dikejar dengan suit. Kelompok yang menjadi penjaga harus segera menangkap bola secepatnya setelah tumpukan batu rubuh oleh kelompok yang dikejar. Apabila bola berhasil menyentuh lawan, maka kelompok yang anggotanya tersentuh bola menjadi penjaga tumpukan batu.
5. PETAK UMPET
Dimulai dengan Hompimpa untuk menentukan siapa yang menjadi “kucing” (berperan sebagai pencari teman-temannya yang bersembunyi). Si kucing ini nantinya akan memejamkan mata atau berbalik sambil berhitung sampai 25, biasanya dia menghadap tembok, pohon atau apa saja supaya dia tidak melihat teman-temannya bergerak untuk bersembunyi. Setelah hitungan sepuluh, mulailah ia beraksi mencari teman-temannya tersebut. Jika ia menemukan temannya, ia akan menyebut nama temannya yang dia temukan tersebut. Yang seru adalah, ketika ia mencari, ia biasanya harus meninggalkan tempatnya.
Tempat tersebut jika disentuh oleh teman lainnya yang bersembunyi maka batallah semua teman-teman yang telah ditemukan, artinya ia harus mengulang lagi, di mana-teman-teman yang sudah ketemu dibebaskan dan akan bersembunyi lagi. Lalu si kucing akan menghitung dan mencari lagi.
Permainan selesai setelah semua teman ditemukan. Dan yang pertama ditemukanlah yang menjadi kucing berikutnya.
Ada satu istilah lagi dalam permainan ini, yaitu “kebakaran” yang dimaksud di sini adalah bila teman kucing yang bersembunyi ketahuan oleh si kucing disebabkan diberitahu oleh teman kucing yang telah ditemukan lebih dulu dari persembunyiannya.
6.GASING
Gasing adalah mainan yang bisa berputar pada poros dan berkesetimbangan pada suatu titik. Gasing merupakan mainan tertua yang ditemukan di berbagai situs arkeologi dan masih bisa dikenali. Sebagian besar gasing dibuat dari kayu, walaupun sering dibuat dari plastik, atau bahan-bahan lain. Kayu diukir dan dibentuk hingga menjadi bagian badan gasing.
Tali gasing umumnya dibuat dari nilon, sedangkan tali gasing tradisional dibuat dari kulit pohon. Panjang tali gasing berbeda-beda bergantung pada panjang lengan orang yang memainkan.
![mengenal gasing nusantara2 sosial budaya 10 Permainan Tradisional Anak Indonesia yang Hampir Punah mengenal gasing nusantara2](http://www.harianaceh.co.id/assets/plugins/bj-lazy-load/thumb.php?src=http%3A%2F%2Fwww.harianaceh.co.id%2Fassets%2Fuploads%2F2014%2F08%2Fmengenal-gasing-nusantara2.jpg&w=719)
SEMOGA BERMANFAAT.....
SUMBER
0 komentar:
Posting Komentar