BAB 12
Usaha Kecil dan Menengah
12.4
Ekspor
Kendala yang dihadapi
UKM khususnya mengenai keragaman (diversifikasi) produk yang selama ini dialami
untuk menerobos pasar global, sejak tahun 2000 sebagian telah berhasil diatasi;
antara lain sebagai akibat mengalirnya berbagai macam produk impor ke
Indonesia, kemudahan UKM memperoleh akses informasi produk, meningkatnya
inovasi UKM dalam mengembangkan desain, kualitas dan jenis produk ekspor dengan
dukungan munculnya para profesional eks PHK usaha besar yang kemudian beralih
profesi menjadi entrepeneur UKM.
Sekalipun demikian, kemampuan UKM dalam
mendiversifikasikan produknya relatif masih terbilang lambat dan tertinggal
dibanding kemajuan sebagian UKM di kawasan Asean, sementara produk yang
dikembangkan pada umumnya berbasis teknologi sederhana dengan lebih
mengutamakan padat karya.
Gambar di bawah ini secara umum menjelaskan
kontribusi ekspor nonmigas oleh Usaha Kecil, Usaha Menegah dan Usaha Besar
selama tahun 2000 sampai dengan 2003.
Pada periode 2000-2003,
kontribusi ekspor UKM mengalami pertumbuhan yang masih lamban yakni dari 19,35%
tahun 2000 menjadi 19.90% pada tahun 2003. Bandingkan dengan pangsa pasar
ekspor yang dipasok oleh kelompok usaha besar yakni 80.10% pada tahun 2004
sekalipun terjadi penurunan dibanding tahun 2000 sebesar 80.65%. Sementara itu,
hanya sekitar 0,2 persen dari jumlah UKM yang pernah melakukan ekspor, dan pada
umumnya atau 91,2% UKM tersebut melakukan kegiatan ekspornya melalui pihak
ketiga eksportir/pedagang perantara atau hanya 8 ,8% saja yang berhubungan
langsung dengan buyer/importir di luar negeri (Tambunan, Infokop No: 23 th. 2003).
DAFTAR PUSTAKA
0 komentar:
Posting Komentar